Monday, February 28, 2005

eternal sunshine on a thiefless working world

"IQ jongkok bukan berarti tidak sukses di tempat kerja" (or something like that). tulisan yang menjadi headline salah satu majalah wanita kelas dunia itu berhasil menarik mata saya dengan seketika.... hmmmmm.... ternyata bos saya bukan satu-satunya orang yang menganggap bahwa kepintaran otak bukan hal paling penting ketika berada di dunia kerja. (padahal, kalau diingat-ingat saya dan seorang teman sering menjadikan perkataan ini sebagai salah satu intellectual joke yang sangat populer diantara kami:)).
yang jelas, judul artikel di majalah tersebut membuat saya bertanya-tanya (and of course read further on the article). bener sihhhhhhhhhhh, kalau saya divonis memiliki iq dibawah rata-rata bukan berarti saya putus asa, dan yakin kalau ngga bisa sukses di dunia kerja.
saya belajar kalau saya salah. mungkin....your intellectual quotion is not the most important thing in working, toch pada sebuah waktu di masa lalu saya pernah berharap saya adalah salah satu murid yang tidak berada di kelas 'khusus' dan kalau mungkin berada di rangking deretan terakhir di kelas tersebut sehingga yang menjadi prioritas saya adalah gimana bisa kabur ke mall untuk pacaran sama cinta monyet saya...hehehehe
mungkin masalahnya bukan ukuran iq, tapi cara apa yang dipakai orang-orang ber iq relatif dibawah rata-rata untuk mencapai kesuksesannya it. when you are not so smart, but u work your ass twice harder... i cant hate you. even God will love you. tapi sayangnya, hal ini jaraaaaaaaaaaaaaaang banget terjadi.
melihat dari kasus di kantor saya (upppps, did i write it publicly? KANTOR SAYA?), mereka ngga mau kerja keras untuk mengejar ketinggalan (ps: kalau saya pakai istilah "mereka", bukan berarti saya mengaggap diri sebagai orang yang ber iq diatas rata-rata, tapi lebih sebagai orang yang suka bekerja keras, boleh kan?). Mereka lebih suka 'curang'.
meskipun dalam hati saya juga menganggap penggunaan kecantikan, kemolekan dan keluguan wanita sebagai salah satu kecurangan, tapi let set that aside. ada curang yang lebih parah. MENGAKUI PEKERJAAN ORANG LAIN SEBAGAI PEKERJAANNYA SENDIRI!
Dengan lugunya bertanya tentang sebuah topik kepada orang yang dianggap lebih tau, kemudian berkoar-koar di depan publik seolah itu adalah pengetahuan yang berasal dari otaknya. Meminta anak buah untuk membuat draft yang katanya akan di qa, kemudian mengaku kepada bos besar bahwa pekerjaan itu berasal dari otaknya yang super kecil itu.
But waiiiiiiiiit, gimana kalau 2 orang yang suka melakukan ke-2 hal diatas itu ternyata harus bekerja sama menjadi bos dan anak buah? bibir saya tersenyum lebar membayangkannya. suatu hari....mungkin tak lama lagi.... saya pasti akan menulis jawabannya.
karena sekarang saya sedang menunggu, bersiap-siap menonton komedi yang tengah dilakoni oleh 2 orang yang pernah membuat kehidupan bekerja saya menjadi sesuatu yang menyengsarakan...
mungkin ini bukan akhir dari seribu pergumulan di otak saya. tapi semoga intermezo ini cukup menghibur :)