journey of a zillion places
surabaya, july 4, 2005
untuk ke-2 kalinya aku menghabiskan waktu tidak lebih dari 8 jam di kota pahlawan ini. hmmm, jaraknya yang cuma 1 jam flight penerbangan bukan alasan untuk bersombong ria bercepat-cepat singgah ditempat ini. tapi kali ini, bukan lagi persinggahan menunggu penerbangan ke bali seperti yang kulakukan beribu tahun yang lalu. kali ini, aku mengantarkan seorang sahabat, untuk melepas seseorang yang pernah mengisi hatinya, ketempat peristirahatannya terakhir. 8 jam. mungkin terlalu singkat untuk mengunjungi sebuah kota yang katanya cukup besar di negara ini. tapi 8 jam bukan waktu yang bisa dibilang singkat untuk memikirkan arti hidup. ketika diperjalanan pulang, sang sahabat mencetuskan betapa ia tidak pernah mengira kehilangan seseorang bisa terasa amat sakit, aku seperti terseret mesin waktu menuju 3 tahun yang lalu. yaaaaaa.... sakit, perih, sedih, luka, bimbang, bingung, heart-broken, hopeless, wondering... ini mungkin hanya sebagian kata yang bisa melukiskan rasa itu. tapi melaluinya, lahir sebuah kata baru... tegar. delapan jam, waktu yang cukup untuk membangunkanku kembali untuk mengigat kata tegar. kali ini bukan hanya untukku, tapi untuk sahabat terbaikku. you will be okay girl... melbourne, july 9, 2005 memang bukan pesawat terbang yang membawaku ke kota ini. tapi sebuah ruangan mewah di hotel four season yang mengizinkanku kembali ke kota yang pernah kukunjungi dimasa lalu. tapi aneh, rasanya berbeda. disana aku tidak melihat crown cassino, victoria market, city dan sportsgirl nya, trem, chad street ataupun merasakan keramahan kak rissa, benny, freddy, ken, . aku juga tidak bisa tertawa riang, dan menganggkat jari kelingkingku lagi-- sebuah tanda yang kupakai bersama debs dan mike jika dijalan ketemu orang-orang indo yang memang jumlahnya berjibun. yang kulihat hanyalah sekumpulan manusia-manusia snobbish, yang hanya karena pernah tinggal disana merasa bahwa di jakarta ini ngga boleh berbahasa indonesia lagi. hmmm, aneh. yah, mungkin mereka punya hak untuk itu. karena pastinya, mereka adalah 'seseorang' di kota ini. or at least they are related to somebody who is somebody, right? tidakkkkk, mereka tidak lebih cantik atau lebih gaya dari sebagian anak kota metropolitan ini. lebih pintar, kuragukan. mungkin lebih kaya? bisa jadi ini alasannya. tapi bagaimanapun, menurutku apapun di dunia ini bukanlah alasan yang tepat untuk menjadi seorang snobbish. terimakasih, karena aku boleh kembali merasakan kenangan akan melbourne. tapi jika kenangan itu persis seperti yang kurasakan kemarin, mungkin i'll have to pass next time :( bandung, 11-12 juli 2005 benar-benar jalan sutra menuju kota kembang. tol yang baru ternyata memang membuat jarak jakarta-bandung terasa seperti...hmmmm, dekat? kurang tepat. SANGAT DEKAT tepatnya. kali ini aku menghidupkan kembali kenangan dikota yang pernah kutinggali selama hampir 5 tahun. meskipun dengan orang-orang berbeda dan jalan yang agak sedikit berbeda, tapi aku sempat mencicipi beberapa kenangan. swiss butcher salah satunya. heran, mengapa dulu aku begitu mencintai tempat ini. mungkin karena sekarang, uangku sudah cukup untuk menikmati steak yang lebih mahal ya? atau mungkin karena kemarin aku sedang berherbalife ria, jadi makannya ngga maximal? bisa jadi. meskipun tak sempat bertemu teman-teman lamaku, dan banyak waktu yang terbuang karena kehadiran kami bertepatan dengan kedatangan presiden tercinta dan libur anak sekolah yang menyebabkan jalanan macet tiada tara, aku tetap senang. karena mungkin, untuk waktu yang amat sangat lama ke depan, aku tidak akan berkunjung ke kota ini. sukarjo wiryopranoto 33, july 18, 2005 memang, ini bukan nama kota. tapi ini pun bukan kenangan. melainkan masa depan. tapi aku ingin mencatatnya sebagai sebuah perjalanan istimewa sebagai akhir dari masa liburanku. ya, ditempat inilah aku akan mulai merajut langkah baru. entah bagaimana jadinya, entah berapa lama. dimulai dengan ketakutan yang luar biasa tetapi semoga berakhir dengan kesuksesan yang luar biasa pula. yang jelas ini bukanlah lantai dua puluh sebuah perkantoran megah dikompleks mega kuningan. yang jelas disebelah gedung ini tidak terdapat gerai daily bread untuk ngopi ketika bosan disore hari. yang jelas, ambassador (atau bahkan plasa semanggi dan plasa senayan) tidak bisa dikunjungi ditepat istirahat. yang jelas disini tidak ada ryan, tanti, vera, anita maupun kezia. atau bahkan mimi, mba dk, mba wiwin, dinda, ari, theo, mba yuli, pa' dan, hadi, rudi, donny, bahar, adi atau orang-orang atc lainnya. yang jelas, jam 6 tepat aku tidak bisa berada di menara dea lagi untuk berenang. yang jelas tidak ada yahoo messanger lagi mulai hari ini. tapi aku yakin akan ada keindahan lain yang dapat kuperoleh. seperti hari ini, aku mencatat satu keindahan baru ditempat ini: say hello to jeans :) semoga ada sejuta keindahan lainnya. semoga.
<< Home