Along came some shit
membingungkan mungkin, kenapa si apatis selalu berhasil menemukan sesuatu yang "buruk" bahkan dari hal-hal terbaik yang ada dalam hidupnya. seorang bijak pernah berkata, bahwa suatu kejadian mungkin akan menjadi buruk, jika manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat sebuah rencana secara menyeluruh. Mungkin benar, si apatis tidak memiliki kemampuan ini..makanya ia selalu sukses mencari yang buruk dari hal terbaik sekalipun.. tapi pernahkah terpikir, bahwa terjelek adalah pembenaran si apatis! ia selalu berharap untuk yang terburuk, sehingga ketika ia mendapat lebih baik dari yang terburuk, ia akan bersyukur..hmm..is that it?to think of it, apakah si apatis pernah bersyukur? Apatism: usaha mental agar siap untuk yang terburuk, atau sesuatu yang melewati batas sehingga lupa akan tujuan semula?
<< Home